Rabu, 05 Desember 2012

Aku bangga menjadi aku sebagi guru

Menjadi guru itu bukan cita-cita awalku, jika dulu ditanya akan jadi apa, pasti aku menjawab ingin psikolog atau pegawai kantoran semisal akuntan. walau akhirnya aku masuk UNJ dengan jurusan yang sangat tidak aku minati, pendidikan Geografi, semata-mata untuk memenuhi permintaan keluarga yang mensyaratkan UNJ jika mau kuliah. mungkin pertimbangan biaya yang sangat terjangkau yang menjadi alasan utama mereka, 250 ribu rupiah persemester saat itu. dan ada beberapa diantara teman-temanku yang mengalami perasaan yang sama, toh perjalanan kuliah di UNJ ini harus dilalui sampai selesai.
tahun-tahun pertama aku mengalami krisis pede, terlebih jika teman-temanku di universitas lain bertanya aku kuliah dimana dan jurusan apa, andai bisa tidak menjawab mungkin aku lebih baik tidak menjawab. tahun kedua dan selanjutnya aku mulai merasa nyaman, meski tetap orientasi pekerjaan setelah lulus bukan untuk menjadi guru, tetapi nyatanya di geografi aku bisa lulus dalam waktu 4 tahun kurang.
selama kuliah, demi untuk menambah uang saku, aku rela bekerja part time sebagai guru, mulai guru bantu disekolah swasta, di lemabaga bimbingan belajar dan guru privat. dan masa-masa sebagai guru part time ini menghadirkan perasaan cinta terhadap tugas sebagai pendidik. aku mulai pede menjawab setiap pertanyaan orang seputar tempat kuliah dan jurusan apa. 
Lulus kuliah hingga kini, nyatanya aku tidak pernah bekerja diluar profesiku sebagai guru. meleset dari cita-cita awal kuliah dulu. tapi aku senang menjalaninya, banyak inspirasi-inspirasi keilmuan yang aku dapatkan dari interaksiku dengan murid-muridku, tahun demi tahun, kini lebih dari 10 tahun aku abdikan diri menjadi pendidik, mudah-mudahan banyak yang bisa aku berikan untuk kemaslahatan generasi masa depan, dengan berupaya meningkatkan kapabilitas diri. dan aku bangga menjadi guru......
*sebagai guru swasta pada yayasan yang terbilang masih kecil, kecintaan mengajar itu tak bisa dinilai berapa rupiah yang aku terima, tapi sungguh,,,,apresiasi yang diberikan oleh siswa-siswaku selalu membuat aku cinta pada profesi ini

Jumat, 15 Juni 2012

Jaga karakter bangsa dengan internet sehat

Internet memang bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat luas khususnya didunia pendidikan menjadi sarana efektif dalam proses pembelajaran, namun yang menjadi kendala adalah seberapa banyak pengguna internet itu tidak menggunakan internet secara sehat, sangat memprihatinkan ketika Indonesia di kategorikan sebagai pengguna situs porno terbesar di Asia. pada saat kasus Ariel peterpan bergulir justru banyak masyarakat yang mengakses video tersebut dan tidak heran kemudian hal ini menjadi berita nasional bahkan mendunia. Dalam twitter banyak orang dari berbagai belahan dunia menjadi heran dan justru penasaran ada apa sih dengan Ariel sampai sedemikian hebohnya?. 
 Jika hal ini terus berlangsung maka tidak heran banyak kasus serupa menjadi konsumsi khalayak ramai dan celakanya banyak pengguna internet justru dari kalangan pelajar yang notabene adalah anak-anak tanpa filter sama sekali. melihat hal tersebut hendaknya sebagai pendidik guru berkewajiban untuk menjadi filter efektif bagi siswa dan masyarakat dengan mengkampanyekan internet sehat. Doni Budi Utoyo, seorang blogger menganalogikan internet itu sebagai secangkir kopi yang jika kita ingin menjernihkan air tersebut ada 2 cara yang dilakukan yaitu pertama, memfilter kopi dengan menggunakan filter dan yang kedua, menuangkanya dengan air jernih sebanyak-banyaknya. Dengan menfilter saja, besar kemungkinan ada hal-hal yang tidak tersaring dan tetap menjadi konsumsi buat pengguna internet, tetapi cara kedua dengan menuang sebanyak-banyaknya air jernih berarti membanjiri dunia internet dengan informasi-informasi sehat yang berguna sehinggakonten-konten yang tidak berguna dan cenderung merusak dapat tertutup dengan informasi-informasi yang baik dan tentu berguna bagi pengguna dunia maya. dan yang pasti internet harus menjadi media pembelajaran efektif bagi guru ketika guru mampu berbagi berbagai macam ilmu dengan internet.

Selasa, 01 Mei 2012

Tugas Ulangan Harian kelas VIII

1. Mengapa pranata sosial penting di terapkan dalam tatanan masyarat, dan sebutkan macam-macam pranata sosial yang ada dalam masyarakat.
2. Bagaimana jika salah satu temanmu bermasalah dengan narkotika, apakah tetap menjadi teman atau harus dijauhi? kemukakan alasanmu.
3. Jelaskan bagaimana menurut pendapatmu usaha yang harus dilakukan pemerintah dalam memberantas pengangguran !
4. Menurut pendapatmu, lebih baik membuat lapangan pekerjaan atau bekerja pada sebuah perusahaan tertentu !
5. Jelaskan macam-macam pengangguran yang kamu ketahui, dan berikan contohnya !
6. Menurut pendapatmu, apakah lapangan pekerjaan saat ini telah cukup untuk menyerap angkatan kerja untuk mendapat pekerjaan yang sesuai !

Rabu, 04 April 2012

siswa-siswa dan guru-guru TK ku.....


Menjadi Orangtua Pilihan


Menjadi orangtua pilihan
                                                                        
             Anak-anak  tentu saja tidak bisa memilih orang tua yang melahirkan dan mendidiknya, andai pada saat sebelum kelahirannya ke dunia seorang anak bisa memilih maka akan meminta untuk dilahirkan oleh orangtua yang selalu mencurahkan kasih sayang terhadapnya, shaleh, cerdas dan tentu saja memiliki ekonomi yang baik. Karena anak tidak bisa memilihlah maka sudah seharusnya bagi setiap orang tua untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri untuk menjadi orangtua yang diharapkan oleh anak-anaknya.
            Tidak ada kurikulum pasti layaknya sebuah lembaga pendidikan formal untuk menjadi orangtua tetapi bagaimana pembelajaran menjadi orangtua itu harus melalui proses panjang dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Ayah diharapkan  meningkatkan kemampuannya agar bisa menjadi ayah yang baik dan tangguh dalam mendidik tumbuh kembang anak. Ibu harus selalu meningkat kapasitas dan potensinya agar bisa menjadi ibu yang baik dan tangguh dalam membina serta mengarahkan anak-anak.
                        Menjadi orangtua seyogianya bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan kesabaran, ketelatenan, kepekaan dan kecerdikan, selain tentu saja kesiapan untuk melakukannya. Karena memang tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua yang baik. Tidak ada pula rumusan yang berlaku umum dan baku, seperti layaknya hukum gravitasi. Setiap orang memiliki situasi yang berbeda-beda. Sehingga orangtua perlu mencari ramuan yang paling tepat untuk keluarganya sesuai perkembangan anak dan kondisi zaman.
Seorang pakar parenting Marc H. Bornstein, menyebutkan adanya beberapa inti dari peran orangtua yang diidentifikasikan secara langsung mempengaruhi kehidupan anak:
1.  Nurturant caregiving: orangtua memenuhi kebutuhan biologis, fisik dan kesehatan anak.
2. Material caregiving: orangtua mengatur dan memenuhi kebutuhan duniawi anak, seperti rumah dan lingkungan sekitarnya termasuk alat permainan, buku-buku, keselamatan dan kebebasan fisik.
3. Social caregiving: meliputi beragam perilaku fisik, verbal, visual dan afeksi yang orangtua lakukan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan interpersonal anak, seperti diantaranya mencium, membelai, berbicara, bermain, mendengarkan anak, menyampaikan pujian dan memberikan kedekatan emosional pada anak. Anak juga dibantu untuk belajar mengontrol afeksi dan emosinya.
            Dalam lingkungan sekolah formal ada sebuah sistem yang memaksa guru untuk menjalankan setiap kebijakan yang diterapkan untuk meningkatkan kapasitas diri menjadi lebih baik, ada sanksi bila melanggar dan reward bagi yang telah memberikan prestasi atas hasil maksimal yang telah diupayakan. Namun dalam pendidikan dikeluarga, tidak ada sistem yang memaksa orangtua untuk meningkatkan kapasitas diri agar berhasil dalam mendidik putera puterinya, letak keberhasilan dalam menumbuhkan keinginan untuk senantiasa menjadi orangtua yang baik dan senantiasa menjadi tauladan bagi anak-anaknya adalah selalu memupuk subur keinginan agar dapat mendidik anak-anaknya sebaik mungkin.
             Dengan pola pendidikan di rumah yang baik, anak-anak akan semakin merasakan kedekatan dengan orang tua, sehingga bisa menampakkan cinta dan kasih sayang yang semakin kuat di antara mereka. Anak-anak akan menjadi semakin baik, shalih, santun, rajin, pintar, dan berbagai sifat positif lainnya. Itu semua karena orang tua mampu mendidik anak dengan pendekatan yang tepat. Jangan merasa sudah sempurna, namun juga jangan merasa berputus asa karena merasa tidak sempurna. Yang terpenting adalah upaya melejitkan potensi diri agar bisa menjadi orang tua yang mampu mendidik dan menghantarkan anak-anak menuju potensi yang unggul, dan akan mengubah peradaban dunia.
            Tidak ada satu sistem pun yang memaksa kita untuk belajar menjadi orang tua yang baik, namun sudah sepatutnyalah untuk selalu intropeksi diri, sudahkan kita menjadi orangtua pilihan. Kalau mau berusaha, Kita pasti bisa…!!!!

Sabtu, 17 Maret 2012

Ungkapan cinta yang sederhana dari seorang murid untuk gurunya

Membaca pesan facebook kadang saya lakukan tidak setiap hari, bahkan sering menumpuk karena pesan yang masuk tidak langsung saya baca dalam beberapa hari. tapi ada yang berbeda dari inbox fb kali ini, adalah sebuah pesan singkat dari seorang murid tempat saya mengajar, sederhana sekali sebenarnya tapi buat saya sangat luar biasa efeknya karena se keren itukah saya dimatanya? ahh jadi malu. pesan itu kurang lebih berbunya, "ibu...maafkan jika selama ini saya adalah anak yang membangkang tidak menuruti apa yang dikatakan guru-guru termasuk ibu, maafkan jika ternyata sikap saya buat guru-guru tidak nyaman, tapi sungguh saya sangat bangga sekolah disini, karena guru-guru disini sangat memperhatikan saya yang tidak saya dapatkan dirumah, terima kasih secara khusus saya sampaikan kepada ibu yang telah menjadi figur guru yang sempurna untuk saya, ibu selalu memotivasi saya dikala saya justru sedang terpuruk, saya sayang ibu....kalo suatu saat saya jadi guru saya ingin seperti ibu, i love u my teacher".

Pesan yang singkat, tapi jujur bikin saya geer setengah mati, padahal saya tidak sesempuna itu, saya juga tidak melulu memperhatikan dia, sebab siswa saya kan banyak, tapi pada akhirnya saya tahu bahwa maksud dia dengan memperhatikan adalah ketika saya selalu menjawab pesan di fb dari siapapun murid-murid saya dan ketika saya juga selalu menjawab sms siswa-siswa saya yang kesulitan tugas yang saya berikan bahkan sms yang sekedar say hello sekalipun, sederhana sekali tapi buat siswa-siswa saya ternyata luar biasa  karena dengan begitu mereka merasa diperhatikan dan dihargai termasuk salah satu murid yang nge fans saya itu, geer lagi nih. dan hikmah yang saya ambil kemudian adalah bahwa kadang hal yang kecil dan sederhana bisa menjadi luar biasa ketika kita tulus menjalaninya.

Jumat, 06 Januari 2012

Mau tau anda dimata murid anda???

Seorang guru sudah tentu bukan malaikat yang selalu benar, namun selayaknya lah seorang guru itu tampil sebagai seorang yang mampu memberikan pencerahan atas ketidaktahuan siswa. berusahalah tampil bak seorang profesor yang punya segudang ilmu dan mampu menjawab semua masalah.
untuk mengetahui bagaimana anda dimata murid anda, beranilah untuk membuat kuesioner sederhana tentang evaluasi diri anda baik secara khusus yaitu kondisi pribadi anda juga secara umum yaitu bagaimana anda mengajar dikelas. dengan angket ini kita akan tahu bagaimana sikap siswa terhadap kita, apalagi dalam angket tersebut tidak tertulis nama dari siswa tersebut.siapkan diri untuk menerima apapun hasil dari evaluasi tersebut, terlebih jika mampu menjadikannya alat untuk merubah kelemahan dalam diri. kesalahan kita terbesar adalah ketika penilaian yang kita terima adalah penilaian negatif maka dengan sangat tidak bijak jika hal itu dibicarakan dikelas sebagai pembelaan diri. intinya, jika kita ingin tahu bagaimana kita dan cara mengajar kita, bersiaplah untuk melakukan evaluasi.

Kamis, 05 Januari 2012

Sekolah Efektif? Adakah?

Sekolah Efektif? Adakah?

Pengertian Sekolah Efektif yaitu kemampuan sebuah sekolah untuk memaksimalkan fungsi sekolah atau sejauh mana sekolah dapat melakukan fungsi sekolah, ketika diberi jumlah input yang tetap pada sekolah tersebut. (cheng : 1996)
Esensi Sebuah Sekolah Efektif : SEKOLAH PERTUNJUKAN MODEL  (8 Prinsip) (Mohrman, Wohlstetter, 1994)
1.Intelektual Fokus diarahkan pada membantu siswa untuk menggunakan pikiran mereka  dengan baik
2. Tujuan sederhana berkaitan dengan siswa dalam menguasai sejumlah keterampilan dan pengetahuan hidup
3. Tujuan umum diberlakukan untuk semua siswa di sekolah tanpa melihat karakteristik siswa secara spesifik.
4. Personalisasi siswa terlihat dari bagaimana guru mampu melihat siswa berdasarkan cirri uniknya.
5. Menjadikan siswa aktif mencari informasi.
6. Siswa menunjukan grafik perkembangan yang positif pada setiap fase.
7. Sebuah sikap yang menekankan kepercayaan dan kesusilaan
8. Manjadikan pola fikir yang generalize.
Sekolah efektif  Harus mampu menjadikan siswa nyaman berada di lingkungan sekolahnya seperti dirinya berada dalam rumahnya sendiri. Idealnya sekolah mampu memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam diri siswa yang kompleks berdasarkan banyak perbedaan yang melatarbelakanginya.
Di kutip dari tulisan “School Effectiveness Research: META ANALISIS”(Harris and Bennett, 2001), bahwa dalam sebuah sekolah dikatakan efektif apabila ada didalamnya :
  1. KEPEMIMPINAN YANG PROFESIONAL (Professional Leadership)
  2. VISI DAN TUJUAN BERSAMA (Shared Vision and Goals)
  3. LINGKUNGAN BELAJAR (a Learning Environment) yang kondusif
  4. KONSENTRASI PADA BELAJAR-MENGAJAR (Concentration on Learning and Teaching)
  5. HARAPAN YANG TINGGI (High Expectation)
  6. PENGUATAN/PENGAYAAN/PEMANTAPAN YANG POSITIF (Positive Reinforcement)
  7. PEMANTAUAN KEMAJUAN (Monitoring Progress)
  8. HAK DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK (Pupil Rights and Responsibility)
  9. PENGAJARAN YANG PENUH MAKNA (Purposeful Teaching)
  10. ORGANISASI PEMBELAJAR (a Learning Organization)
11.   KEMITRAAN KELUARGA-SEKOLAH (Home-School Partnership).
Jika hal – hal tersebut dilakukan dengan baik maka sebuah sekolah akan menjadi sekolah yang bukan hanya berhasil dalam bidang pengetahuan belaka tapi mampu menjadikan siswa cerdas secara social emosional dan religuitasnya.

BERBAGAI DIMENSI EFFECTIVE SCHOOL (Sekolah Efektif)
(RESEARCH IN SCHOOL IMPROVEMENT, 1983)
a.       Dimensi Leadership
          Iklim & Atmosphere yang kondusif
          Tujuan jelas, dapat dicapai, relevan
          Guru berorientasi pengelolaan kelas yang baik
          Inservice Training yang efektif untuk guru
b.      Dimensi Pendukung
          Konsensus terhadap nilai-nilai dan tujuan
          Rencana stratejik dan koordinasi
          Staf kunci yang berkelanjutan
          Dukungan Dinas Pendidikan dan Pemda
c.       Dimensi Efisiensi
          Penggunaan waktu pengajaran yang efektif (Intensitas Interaksi)
          Lingkungan sekolah dan kelas yang disiplin
          Evaluasi dan umpan balik secara berkelanjutan
          Kegiatan kelas terstruktur dengan baik
          Petunjuk pembelajaran yang baik
          Penekanan terhadap pengetahuan dan skill yang tinggi
          Kesempatan untuk belajar secara maksimal
          Harapan untuk mencapai prestasi tinggi
          Reward untuk prestasi & kinerja tinggi
          Kerjasama dan interaksi dalam kelas
          Keterlibatan semua staf dalam peningkatan kinerja sekolah
          Otonomi dalam melaksanakan proses pembelajaran sekolah
          Guru yang emphaty dan memiliki kemampuan interpersonal dengan siswa
          Menekankan kepada pekerjaan rumah siswa
          Akuntabilitas terhadap hasil belajar
          Interaksi sesama guru yang baik yang efektif untuk guru

Kondisi Sekolah Saat Ini:
          Dimensi kognitif kearah hafalan
          Dimensi keterampilan ke arah mekanistik
          Dimensi nilai sudah terabaikan
          Dimensi hubungan (ranah interaktif kurang mendapat perhatian)

Sosok Sekolah Unggul:
          Dimensi kognitif: penguasaan pengetahuan dan bidang studi    Kompetensi
          Dimensi ketrampilan: kearah life skill, berpikir kreatif, inovatif
          Dimensi Nilai: sikap terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan, moral etos kerja
           Dimensi hubungan yang interaktif, dialogis dan terbuka
Saat ini kita sangat merindukan bagaimana sekolah yang mampu menjadi wadah untuk menampung sekaligus member jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi warga sekolah. Sekolah yang menjadi harapan itu jika didalanya telah memberikan hal-hal yang ada dibawah ini :
*      Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh anak dgn berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan belajar
*      Sekolah mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang memberikan kebanggaan
*      Sekolah yang mampu membangun karakter kepribadian yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswa
*      Sekolah yang mampu memberdayakan sumber daya yang ada secara optimal dan efektif
*      Sekolah yang mampu mengembangkan networking yang luas kepada stakeholder
*      Sekolah yang mampu mewujudkan sekolah sebagai organisasi pembelajar
*      Sekolah yang renponsif terhadap perubahan

Sumber :  STRATEGI DAN ARAH PENGEMBANGAN SEKOLAH UNGGUL (dr. Fasli Jalal, Ph.D)

Rabu, 04 Januari 2012

Guru_Banget: Jadi Guru Gaul yang disukai Siswa

Guru_Banget: Jadi Guru Gaul yang disukai Siswa

Guru_Banget: Jadi Guru Gaul yang disukai Siswa

Guru_Banget: Jadi Guru Gaul yang disukai Siswa

Jadi Guru Gaul yang disukai Siswa

Jadi guru itu susah-susah gampang, kalau cuma untuk mentransfer ilmu mungkin mudah, tapi menjadikan mudah difahami materi yang disampaikan itu yang sulit, perlu berbagai macam metode mengajar dan penerapan yang pas untuk berbagai situasi.
berikut adalah beberapa tip untuk menjadi guru gaul yang disukai murid :
1. Jaga penampilan
Penampilan merupakan kunci pertama dan penilaian pertama seseorang, jika pada awalnya penampilan guru kusut masai maka pada saat awal itu juga siswa kurang respek terhadap guru,bayangkan jika waktu pelajaran dimulai yang masuk ke kelas adalah guru yang berpenampilan acak-acakan bahkan (maaf) bau badan, maka sudah pasti siswa akan kehilangan selera belajar dan menyimak materi yang akan disampaikan guru tersebut pada menitpertama, meski ada pepatah mengatakan "don't judge a book by the cover", tapi penilaian pertama yang baik akan menumbuhkan ruh positif bagi siswa untuk mengikuti materi yang disampaikan oleh guru.
2. Siapkan lesson plan (rencana mengajar)
Mempersiapkan lesson plan bukan hanya berupa RPP dan rekan-rekannya berupa administretif yang sudah tentu merupakan hal wajib yang harus dimiliki guru, tapi juga persiapan berupa mental, menjaga kestabilan emosi meski banyak masalah menghadang agar ketika mengajar tidak memasukan emosi dalam atmosfer belajar dikelas. lesson plan yang matang akan sangat membantu dalam proses mengajar, termasuk mempersiapkan jawaban dari kemungkinan pertanyaan yang diajukan siswa, murid akan semakin "terpesona" jika guru mampu menjawab semua pertanyaan yang ajukan dan guru akan tetap menjadi seseorang yang seolah tau semua ilmu, jikapun ada pertanyaan yang tidak terjawab, menghindar dengan cara yang elegan atau meminta waktu lain waktu untuk menjawabnya tetapi tentu saja tetap dengan cara yang elegan.
3. Gunakan Bahasa yang difahami mereka (siswa)
pengalaman membuktikan, selama hampir 10 tahun mengajar, siswa lebih antusias jika guru menggunakan bahasa yang biasa mereka gunakan, meski tetap pada koridor yang menempatkan guru pada posisi pemberi materi dan siswa sebagai penerima informasi. tidak ada salahnya sesekali menggunakan bahasa "gaul" yang sedang populer saat itu untuk masuk kedalam dunia siswa. hal ini akan membuat siswa merasa lebih dekat terhadap guru. coba bayangkan jika guru mengajar dengan bahasa yang biasa digunakan untuk berpidato,sudah tentu sebagian siswa akan tertidur dan sebagian lain akan melamun tidak jelas. dan pasti materi pelajaran tidak akan terserap dengan baik.
4. buat jokes yang fresh tidak garing
siswa akan berbetah-betah dikelas (meski pas bel istirahat atau pulang jauh lebih antusias) jika gurunya humoris, menyelipkan jokes segar pada materi yang disampaikan agar tidak monoton. yang pasti jangan mengulang-ulang jokes karena akan membuat siswa ilfill dan kehilangan suasana humorisnya.
5. gunakan metode yang tepat
setiap kelas punya karakteristik berbeda, maka gunakan metode mengajar yang berbeda pula, begitu pula pada setiap materi pelajaran. setiap materi akan berbeda metode yang digunakan sebagai contoh mengajar materi tentang peta akan berbeda metode dengan materi tentang peristiwa kemerdekaan RI. maka sangat dianjurkan seorang guru untuk terus berinovasi dalam metode mengajar.
6. Berdoa
kunci semuanya adalah dengan doa. seoarang guru yang dengan ikhlas mengajar akan ikhlas pula mendoakan siswa-siswanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat akan masa depannya, tentu ini akan berimbas pada bagaimana siswa dapat dengan mudah menerima pengetahuan yang disampaikan. doa adalah senjata ampuh mengubah keadaan dan sudah barang tentu harus dibarengi dengan tindakan nyata untuk mewujudkannya.

Wallahu a'lam bisshawab.
#berdasarkan pengalaman pribadi#

Kesan Pesan Untuk Blogspedia15DaysBlogChallenge

Ga kerasa, udah berakhir aja blog challenge rutinnya dari  blogspedia . Jujur banget, awal mau ikut rasanya maju mundur karena p...