Kamis, 03 Februari 2022

Bukan Sekedar Cinta Biasa


Membaca sebuah berita pada portal online tentang seorang ibu yang memiliki keterbelakangan mental mengasuh dua anaknya, berusia 8 dan 5 tahun. Tinggal dalam sebuah rumah, tepatnya gubuk di pinggiran desa dengan kondisi memprihatinkan. Menurut penuturan tetangga, gubuk tersebut tidak memiliki ventilasi yang cukup, sehingga kondisi didalamnya sangat lembab. Belum lagi karena sang ibu yang memiliki keterbelakangan mental sehingga tidak bisa merawat keadaan rumahnya yang memang sudah sangat tak layak. Bau kotoran dan air seni anaknya tercium sangat menyengat.

Namun, dalam kondisi yang sedemikian membuat kita saja sesak membayangkannya, sang Ibu tetap mengasuh putranya dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Kasih sayang seorang ibu demikian kuat meski tak sama denga  orang kebanyakan. Jika kemudian ada yang bertanya, bagaimana kondisi si ayah atau suami dari perempuan ini?. Nyatanya Ia menjalani hidup sebagai orangtua tunggal, putra-putranya lahir dari nafsu para laki-laki yang tak bisa menjaga syahwatnya sehingga menyalurkannya pada perempuan yang tak mengerti apa-apa meski selepas para lelaki durjana itu menyelesaikan nafsu binatangnya, kemudian pergi entah kemana. 

Dalam kondisi tertatih tanpa sanak yang melindungi, bahkan tetangga pun mungkin saja bisa membantu hanya sekedarnya,.nyatanya anak-anaknua tetap diasuhnya. Nalurinya sebagai ibu tetap ada dalam dirinya. 

Dilain kisah, sebuah cinta tak biasa lainnya adalah ketika ada seorang wanita tangguh yang memiliki empat anak-anak yang istiwewa dengan mengidap retardasi mental. Tak terbayang lelah hati dan fisik yang dijalaninya, sedang sang suami pergi entah kemana setelah berharap anak ke empatnya bisa lahir secara normal, namun Allah memilih ibu istimewa ini dengan memberikan empat putra sebagai ladang syurga baginya. Tak kira peluh yang dikeluarkan setiap hari untuk menghidupi keempat anak-anaknya. Jikapun bisa berkata untuk sejenak berhenti dari beban yang menghimpit sudah pasti akan dilakukan, namun di pundaknya ada nyawa yang bergantung padannya.

Dan jika cinta yang dimiliki oleh perempuan-perempuan ini adalah cinta yang biasa maka sudah barangtentu akan segera berakhir dengan putus asa yang mendera, tetapi cinta yang dimilikinya adalah cinta yang sangat luarbiasa. Cinta dengan kepasrahan tertinggi bahwa apa yang sudah digariskan Tuhan harus diterima dan dijaga sepenuh hati. Semuapun bisa karena cinta, tentu saja cinta yang tak biasa. 

Terima kasih para guru kehidupanku, terima kasih atas ilmu keikhlasan yang dimiliki.


#Setortulisanharian
#ODOP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MODUL AJAR MANUSIA, RUANG DAN LINGKUNGAN     I.           IDENTITAS MODUL                                                 ...