Ketika Guru Dan Siswa Jenuh Belajar
Oleh Suhermi Widiastuti, M.Pd
Guru SMAN 9 Kota Bekasi
Kejenuhan adalah hal yang pasti
pernah dialami oleh setiap orang. Banyak reaksi yang dilakukan oleh orang-orang
yang mengalami kejenuhan. Kejenuhan dalam aktifitas belajar mengajar biasanya
terjadi karena aktivitas sama yang dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka
waktu lama. Ketika kejenuhan belajar dialami oleh seorang guru maupun siswa yang
setiap hari menghadapi lingkungan yang sama. Maka akan mengakibatkan hubungan
yang tidak harmonis antara keduanya. Kejenuhan jika tidak segera diselesaikan
dan berlarut-larut akan tercipta suasana yang tidak nyaman bukan hanya untuk
dirinya sendiri tetapi berefek pada semua komponen kelas.
Guru senantiasa dituntut untuk selalu
belajar. Mempelajari hal-hal baru terkait apa yang diajarkannya kepada siswa.
Hal ini bertujuan untuk membuat guru memiliki pengetahuan yang luas dan
menjawab kedahagaan siswa akan ilmu yang diajarkan. Kejenuhan yang kerap
melanda guru dalam proses belajar dan mengajar akan membuat para siswa kurang
merasakan sentuhan hati dan keikhlasan dari sang guru.
Rasa jenuh juga bisa tercipta karena
ada keinginan-keinginan yang tidak tercapai atau tidak bisa dipenuhi oleh guru
maupun siswa. Yang belum menemukan jalan keluarnya. Banyak masalah-masalah yang
dihadapi dalam proses belajar mengajar ini, diantaranya kurangnya penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran yang disampaikan atau seringnya ketidakhadiran guru di dalam kelas. Padahal
keberhasilah belajar ditentukan dan dipengaruhi oleh beberapa aspek. Salah satu
aspek penentunya adalah guru yang selalu harus dievaluasi kinerjanya.
Idealnya, sebagai seorang
guru, tidak boleh terlihat jenuh di hadapan para siswa. Guru harus berusaha untuk
selalu tahu banyak informasi dihadapan para siswa. Tidak boleh merasa bosan
untuk belajar. Jika guru merasakan jenuh untuk belajar karena merasa sudah pandai
dan menguasai materi yang diajarkannya, maka niscaya siswa tidak merasakan
kepuasan terhadap apa yang diajarkan guru. Terlebih saat ini media informasi
yang sangat mudah diakses oleh semua orang menawarkan pengetahuan yang terbuka
luas dengan segala pengaruh positif dan negatifnya. Padahal para siswa butuh
bimbingan guru agar tidak masuk ke hal-hal negatif dari internet.
Media-media sosial dan dunia internet
membantu guru maupun siswa untuk belajar banyak hal. Bagi guru belajar banyak hal yang berkaitan dengan pengembangan
kemampuan mengajar adalah kewajiban. Dengan belajar guru mempunyai banyak
variasi dalam mengajar dan memperdalam ilmu yang akan diajarkan, maka para
siswa pun tidak akan merasa bosan dengan pengajaran yang diberikan. Bila para
siswa merasa bersemangat saat belajar, maka mereka pun akan mencapai hasil yang
diinginkan. Bagi guru, rasa lelah dan bosan akan bisa hilang jika melihat para
siswa begitu semangat belajar. Karenanya guru sangat perlu belajar. Ilmu terus
berkembang. Juga dalam hal ketrampilan mengajar dan kekayaan ilmu. Semakin kaya
akan ilmu, maka gurupun akan semakin menjadi pengajar dan pendidik yang hebat.
Ketika
kejenuhan melanda para siswa, akan muncul rasa malas untuk mengikuti pembelajaran. Tentu saja hal itu
yang harus dihilangkan, karena malas akan menyebabkan terhalangnya suatu
keberhasilan. Kemunculan kejenuhan belajar bagi siswa bermula dari
proses pengulangan kegiatan belajar dalam waktu yang panjang dan
tidak menghasilkan yang
diharapkan. Sehingga, muncul merasaan jenuh. Corey (Cherniss, 1980)
mendefinisikan kejenuhan belajar sebagai suatu keadaan
kelelahan fisik, mental, sikap dan emosi individu atau pekerjaan karena
keterlibatan yang intensif dengan pekerjaan dalam jangka
waktu yang panjang. Kejenuhan belajar bisa menjadikan
siswa lebih banyak mengarahkan pikirannya ke arah yang
negatif. Kemudian bisa terjadi hal-hal yang sekiranya tidak
boleh dilakukan oleh siswa seperti bolos, tawuran antar pelajar, tidak
mengerjakan PR, membangkang terhadap guru dan lain-lain.
Seorang guru akan memperoleh
kepuasan, apabila telah melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan materi yang disampaikan kepada siswa dapat diterima,
sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat dicapai. Masalah penting
yang mendasar bagi guru dalam proses belajar mengajar di kelas adalah bagaimana
upaya untuk memperbaiki pembelajarannya sehingga materi yang disampaikan dapat
dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan mudah.
Disisi lain, untuk menghilangkan
kejenuhan dalam proses belajar mengajar, selain menggunakan variasi belajar,
proses belajar mengajar juga harus menyenangkan. Rasa jenuh biasanya berakar dari
hati yang kurang mampu bersyukur dari hal-hal sederhana juga merasa apa-apa
yang dilakukan tidak mendapatkan apresiasi, bagi guru bisa dari atasan atau
bagi siswa dari guru sendiri. Sebagai manusia pendidikan harus memiliki hati
yang bisa bersyukur dalam segala keadaan, maka baik guru maupun siswa akan menampilkan
diri sebagai pribadi yang bersemangat dalam menuntut ilmu. Jadi, jangan sampai
guru dan siswa menjadi malas untuk belajar.
Pustaka : Cherniss (1980). Staff Burnout Job Stress in The Human Service. London : Sage
Publications.
Dimuat pada Radar Bekasi