Lebih dari itu, hutan juga menjadi pondasi penjaga ekosistem dan penopang elemen kehidupan di bumi. Karena tentu saja hutan memiliki peran penting sebagai penyedia air bersih, menurunkan pencemaran udara, pengendalian suhu dan kelembaban, bahkan mencegah bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, hingga tsunami.
Akan sangat disayangkan, dengan melihat banyak manfaat hutan bagi kehidupan tersebut jika hutan Indonesia harus menghadapi ancaman kerusakan yang serius akibat deforestasi. Deforestasi diartikan sebagai pengubahan area hutan menjadi lahan tidak berurutan secara permanen untuk aktivitas manusia.
Saat ini tingkat deforestasi Indonesia masih cukup tinggi sehingga sangat mengundang kekhawatiran global. Salah satu bentuk deforestasi atau penghilangan hutan adalah dengan menebang pohon demi pembukaan lahan baru untuk keperluan pemukiman atau lebih ekstrimnya lagi untuk lahan industri. Pembukaan lahan secara besar-besaran ini akibat deforestasi ini memunculkan banyak dampak negatif bagi bumi. Mulai dari hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, peningkatan emisi efek rumah kaca, hingga hilangnya daerah resapan air.
Pada data Food and Agriculture Organization (FAO) pada 2019 yang menjelaskan bahwa setiap harinya, terdapat sekitar 50 hektar hutan Indonesia mengalami kerusakan sejak 2007. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang mengalami kerusakan hutan tercepat dan terparah dalam kurun waktu rentang tersebut.
Tidak ketinggalan, isu mengenai pembukaan lahan besar-besaran untuk kebun oleh warga sekitar, menunjukkan adanya indikasi bahwa deforestasi hutan dengan cara pembakaran tersebut sering dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab pada kemaslahatan umat. Terlebih lagi, efek pembakaran yang dapat langsung dirasakan masyarakat sekitar.
Maka sudah selayaknya jadi penjaga alam untuk terus bisa menjaga kelestarian hayati. Misalnya, dengan menanam pohon di lingkungan rumah masing-masing atau melakukan gerakan menanam pohon.
Sebab, masa depan pohon dan hutan Indonesia bergantung pada apa yang kita lakukan saat ini. Pohon bisa hidup tanpa manusia, namun manusia tak mungkin bisa bertahan tanpanya. Jadi, mari meningkatkan kesadaran akan masalah lingkungan dan mempertahankan negara kita agar tetap bisa menyandang gelar sebagai paru-paru dunia
Deforestasi yang cukup masif memberikan dampak yang cukup besar pada masyarakat di sekitar hutan dan juga masyarakat dunia secara umum. Dampak dari deforestasi terdiri dari:u
* Turunnya keanekaragaman hayati baik flora atau fauna yang endemik di area hutan tersebut. Risiko kepunahan tidak bisa dihindarkan apalagi deforestasi berjalan cukup masif.
* Memicu terjadinya bencana alam seperti terjadinya tanah longsor atau banjir.
* Adanya perubahan siklus air di bumi sebab hutan merupakan sumber dari uap air yang nantinya akan menjadi awan dan hujan.
* Hilangnya kawasan konservasi dan juga budaya. Hutan yang rusak bisa jadi merupakan hutan adat yang memiliki nilai budaya dan kesakralan.
Dari permasalahan itu semua, solusi untuk deforestasi, walau tidak semua solusi akan cocok tetapi beberapa langkah berikut bisa diterapkan untuk menurunkan dampak deforestasi yang parah.
1. Melakukan rehabilitasi dan penanaman kembali pada lahan yang sudah terdegradasi.
2. Mencari alternatif untuk pembukaan lahan khususnya yang berhubungan dengan pertanian dan perkebunan.
3. Melakukan pengawasan dengan baik.
4. Melakukan pengelolaan lahan secara tepat dan menghindari kerusakan.
5. Selain itu, pengelola Kawasan hutan juga harus memiliki sertifikasi. Salah satunya adalah sertifikasi PHPL atau Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
Sebenarnya penggundulan hutan atau deforestasi dapat dilakukan untuk membuka lahan hingga membangun pemukiman misalnya. Namun, proses untuk melakukan ini harus dilakukan dengan cermat dan melalui izin yang resmi.
Deforestasi tambahan terkait kebutuhan tempat tinggal yang meningkat akibat pertambahan penduduk, infrastruktur, dan pengembangan kegiatan ekonomi untuk mendukung kesejahteraan penduduk, masih dapat dipertimbangkan. Namun, perhitungan pertumbuhan ruang hidup dan fasilitas pendukungnya tidak boleh hanya didasarkan pada jumlah penduduk, tetapi juga harus mempertimbangkan teknologi, gaya hidup masyarakat yang berubah, ekonomi dan politik.
Sebab jika dilakukan tanpa ijin, tidak akan bisa dideteksi dampak lanjutan dari penggundulan hutan adalah kerusakan ekosistem hingga terancamnya beberapa flora dan fauna. Lebih parah lagi, penggundulan hutan berdampak pada pemanasan global.
Peran masyarakat dalam mengatasi deforestasi termasuk hal penting yang diserap dalam kerangka kebijakan tata kelola kehutanan Indonesia. Program perhutanan sosial salah satunya. Via partisipasi, pemerintah daerah, sektor swasta, serta masyarakat adat memperkuat implementasi dalam pengelolaan hutan secara lestari. Salah satu format pengelolaan hutan yang mengedepankan aspek keadilan sosial di dalamnya. Partisipasi masyrakat juga menjadi kunci dalam perencanaan perlindungan area hutan yang mengelaborasi pandangan masyarakat dalam menentukan kawasan–kawasan penting di dalam hutan.
Sehingga hutan sebagai paru-paru dunia dapat terealisasi dengan baik. Inilah saatnya untuk membantu dan mendukung pemerintah untuk memastikan bahwa kebakaran hutan yang menjadi salah satu deforetasi akan dicegah seminimal mungkin dan tidak terulang kembali secara massif di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar