Minggu, 05 Maret 2023

Tayangan Podcast Inspiratif


Tak ada manusia yang bisa memlilih untuk dilahirkan dengan jenis kelamin apa, dan tentunya apapun yang di Takdirkan Tuhan harus diterima dan dijalani dengan sebaik-baiknya.

Menurut kamu, susah ga sih jadi perempuan?. Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik dari masa ke masa, dari banyak perbincangan ala warung kopi, emak-emak tukang sayur, gurp-grup medsos sampai pada perbincangan ilmiah seperti yang dibincangkan dalam podcast Mbak Najwa Shihab ini, yang juga mengangkat tema, seberapa susah jadi perempuan menurut pendapat para laki-laki.

Buat saya sebagai wanita, tentu menjadi wanita itu sulit. Dimana wanita selalu dituntut untuk menjadi makhluk yang sempurna. Sebagai contoh kecil, misal ketika wanita telah menikah kemudian terjadi sesuatu yang buruk dalam rumah tangganya, maka tuduhan yang biasa diterima dari masyarakat kepada si wanita lebih besar daripada ke laki-laki.

Selain itu menjadi secara umum pendapat di masyarakat kita, seorang Perempuan tidak bisa bergerak bebas, selalu merasa sulit untuk menjadi dirinya sendiri, perempuan harus begini, perempuan harus begitu. Terlebih jika si wanita ini terlahir dari keluarga memiliki pola pikir tradisional, bahkan banyak juga yang berpikiran bahwa perempuan dalam menuntut ilmupun terbatasi, tak sebebas laki-laki dalam memilih jurusan dan kampus yang menjadi minatnya.

Perbincangan yang mengundang Prof. Rocky Gerung, Anang Hermansyah, Deni Sumargo dan Onadia Leonardo berlangsung seru. Banyak pendapat dari para pembicara ini yang menjadi poin penting bagi semua, dan tentu saja buat saya sebagai perempuan sangat inspiratif.

Setelah Najwa Shihab menjelaskan  prolog singkatnya dari materi diskusi yang disampaikan, serta adanya motivasinya serta latarbelakang mengangkat tema tersebut, Anang Hermansyah segera mengutarakan sanggahannya, bahwa tema tersebut seharusnya tidak lagi dibahas di era emansipasi perempuan saat ini. Menurutnya, perempuan memiliki kesamaan dengan laki-laki jadi tidak harus diperbincangkan lagi. Lagi-lagi Najwa dengan lugas menyampaikan bahwa permasalahan perempuan terutama di Indonesia tidak akan habis untuk diperbincangkan.

Dalam podcast yang digulirkan oleh Najwa Shihab pada program Narasi kemudian, dijelaskan bahwa masalah perempuan  bukan merupakan masalah yang harus digembbor-gemborkan sebagai masalah yang krusial, namun bisa menjadi sangat penting bila perempuan sendiri merasa menjadi pihak yang terdzolimi dan akan merusak tatanan sosial di masyarakat. Apabila tak ada pembahasan yang mengangkat isu ini untuk memahami seberapa susahnya jadi perempuan. Dan tentu saja ini harus pula dipahami pula oleh pihak laki-laki agar terjadi keseimbangan dalam kehidupan sosial di masyarakat

Tantangan yang dihadapi pihak wanita tak bisa terpecahkan jika laki-laki tidak terlibat dan sadar untuk berpikir bersama-sama menyelesaikan ini. Atau paling tidak membantu semua pihak untuk memahami bagaimana sulitnya menjadi perempuan.

Dalam diskusi itu, Najwa turut menyoroti soal “Stereotype" pada perempuan. Bahwa perempuan harus menjadi seorang yang diharapkan dalam tatanan sosial masyarakat. Menikah diusia yang memang sudah waktunya menikah, jika sedikit lewat dari batas usia yang secara umum masyarakat buat, maka cap "tidak laku" atau "perawan tua" akan disematkan pada diriny, pun ketika perempuan manjadi "janda" stigma masyarakat akan lebih buruk ketibang laki-laki yang menjadi "duda". Belum lagi jika ditemui banyak perempuan yang masih berkarir, baik yang sudah menikah atau terlambat menikah maka dianggap sebagai perempuan yang hanya mengejar karir saja tanpa memikirkan keluarganya.

Pendapat lain dari Onadio Leonardo. Bahwa di Indonesia hal perempuan dengan berbagai stigma di masyarakat sangat berbeda dengan paham di Negara Barat sana. Di Indonesia harus menyediakan stok sabar dan lapang dada untuk mendengar banyaknya omongan negatif terhadap stereotype perempuan yang dibahas di atas.

Lain lagi dari sudut pandang Rocky Gerung yang turut menjelaskan pandangannya, Rocky mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan sudut pandang patriarki. karena dianggap jika perempuan harus menikah melanjutkan keturunaan berikutnya yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh laki-laki. Rocky Gerung juga memberikan tanggapannya, bahwa faktanya, wanita memang lebih banyak menjadi korban dari penjajahan narasi patriarki dan ini masih berlaku hingga kini.

Lain lagi pendapat Anang Hermansyah dan Deni Sumargo yang memberikan pendapatnya berdasarkan pengalaman yang dimiliki, bahwa perempuan hendaknya tidak dibatasi langkahnya dalam bekerja dan menuntut ilmu, pun jika ada masalah dan kendala terjadi bisa didiskusikan dengan orang-orang disekitarnya. Walau bagaimanapun stereotype perempuan yang membawa perasaan lebih besar daripada analisis berfikir secara logika.

Terlepas dari semua itu, Dalam Islam, perempuan justru mendapat peran penting yang tertuang dalam Alquran dan Alhadist. Bahwa perempuan adalah manusia yang Allah muliakan dan Allah jaga. Jika dalam Alquran ada surat Annisa (wanita) maka dalam Alhadist ada yang Rosulullah katakan bahwa anak berbakti tiga kali lebih besar daripada laki-laki yang hanya satu kali. Siapa yang pertama harus dimuliakan?, "Ibumu, ibumu, ibumu kemudian Ayahmu."

Perempuan  merupakan salah satu karunia Allah SWT. Karena, bersamanya kaum laki-laki akan mendapatkan ketenangan lahir dan batin, ia juga mampu memberikan energi positif yang bermanfaat seperti rasa cinta dan kasih sayang.

Wanita merupakan makhluk yang mulia. Di dalam Islam sendiri, Islam tidak pernah membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki derajat yang sama serta hak dan kewajiban masing-masing. Seorang pria layaknya seorang wanita juga sama memiliki hukum dan batasan-batasan dalam menjalankan sesuatu. Perempuan diciptakan sebagai pasangan buat laki-laki bukan sebagai budak atau harta yang bisa diperjual-belikan.

Jadi, sesulit apapun jadi perempuan,  juga stigma dan stereotype  perempuan dalam masyarakat, jangan pernah menyesali ditakdirkan jadi perempuan ya, gals!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MODUL AJAR MANUSIA, RUANG DAN LINGKUNGAN     I.           IDENTITAS MODUL                                                 ...