Selasa, 21 September 2021

Memunculkan Ide Kreatif Bisa Lewat Nge-Drakor?

 

 Sumber gambar: Beautynesia

            Hei gengs, para penyuka drama korea, menurut pengalaman saya dan beberapa teman, ada saat dimana dulu awal kepincut dengan drama korea (drakor), bisa-bisanya nonton drama yang belasan episode dalam semalam, dan bucin abis dengan cerita dan pemainnya. Ga kebayang gimana rasanya, mata perih, lelah, dan pastinya jadi malas melakukan apa-apa termasuk untuk makan. Untungnya ga sampai melalaikan kewajiban untuk beribadah kepada Allah.

            Kalau sampai melalaikan (Naudzubillah), ga kebayang gimana catatan buruk kelalaian yang dicatat oleh Malaikat Atid. Jika menyia-nyiakan waktu berjam-jam hanya di depan layar 5 inch saja sudah sangat merugi apalagi sampai melalaikan kewajiban untuk beribadah. Tapi masa itu sudah lewat duluuuuuuu sekali. Kalau ingat saat-saat suka marathon nonton drakor dengan mengeyampingkan orang-orang sekitar, mengabaikan kehidupan sehat, tidur dan makan sangat kurang, rasanya rugi banget. Hidup kaya sia-sia aja. Pengen banget ngembaliin masa-masa itu untuk ga melakukan hal merugi begitu,. tapi kan ga akan bisa, yang pasti saatnya kini memperbaiki waktu untuk hal yang lebih berguna.

            Saat ini, pastinya masih banyak para emak yang masih menyukai drama dari negeri Korea Selatan ini. saya mungkin salah satunya. Walau tak seekstrim dulu. Hanya sebatas sekedar memanfaatkan me time saja. Karena selain ga mau merugi waktu, juga tugas mamak sekarang sudah ga kaleng-kaleng lagi rempongnya. Ga bisa aja memakai me time dengan sukses sesuai rencana. Ada aja missing time nya. Hiks...nasipppp.

            Menyoal drama Korea, patut juga diapresiasi memang, bahwa cerita dan segala yang mendukung sebuah drama layar kaca, sangat sukses diterima oleh semua penikmat seluruh dunia. Drama Korea menduduki rating tertinggi dari pencapaian minat penonton seluruh dunia. Karena apa? Sepertinya, kalau menurut mamak yang ga terlalu gape sebenernya dalam soal nge-review perfilman, drakor memang selalu totalitas dalam menyajikan karyanya. Mulai dari penyusunan naskah cerita yang walau sederhana tapi dapat menyentuh hati pemirsanya, kemudian pemilihan karakter pemain, setting lokasi sampai pada hal-hal remeh aksesoris yang ditampilkan dalam drama tersebut. Semua jadi satu kesatuan yang ciamik. Totalitas.

            Banyak drama korea yang nge-hits sampai-sampai  sang pemain menjadi icon trendsetter bagi para penyuka fanatik drakor. Tapi dari sisi positif, saya menilai, drakor membawa sedikit warna dalam memberikan inspirasi bagi kreativitas saya dalam menuangkan ide-ide tulisan. Kadang artikel yang saya buat terinspirasi dari drama yang saya tonton dan tentu menjadi sangat hits karena ratingnya juga ga main-main. Reply 1998 misalnya, dalam drakor tersebut menampilkan bagaimana hubungan bertetangga yang harmonis dan saling mendukung satu sama lain. kehidupan berjalan normal walau dalam kelompok masyarakat yang dikisahkan ada dari kalangan berada, dan ada juga orang-orang yang memiliki prestasi bagus, tentu saja ada juga si miskin yang menjadi penderita dalam drama ini. tapi semua dikemas dengan sangat ciamik sehingga kehidupan yang berjalan sangat harmonis.

            Dalam banyak drakor lainnya pun kadang menjadi inspirasi membuat satu naskah artikel yang berharap saya bisa mempengaruhi oranglain ketika membaca menjadi lebih baik, minimal dalam konsep berfikirnya. Namun, banyak juga kita cermati sisi negatif yang ditampilkan, karena memang budaya dan agama mayoritas tentu saja sangat bertolak belakang. Tapi saya tidak sedang membahas sisi kontroversi drakor yang sampai saat inipun masih hangat diperdebatkan. Perlu pembahasan dalam artikel tersendiri.

            Akhirnya, silahkan masing-masing berfikir sesuai dengan apa yang diyakini dan dipelajari. Karena saya sedang tidak menulis tentang opini orang lain tentang drama Korea ini. Jika memang seperti saya, mantan penikmat aktif yang kemudian tersadar dan insyap, namun sekali-kali masih suka menengok kembali, ya silahkan. Namun jika memang ada yang menjadikan haram dan tidak boleh menonton apalagi menjadikannya inspirasi dalam berkarya, ya silahkan juga. Silahkan masing-masing bebas menemukan cara yang tepat untuk bisa memunculkan ide kreatifnya. Selamat berkreativitas, semoga menjadi penebar manfaat bagi banyak orang.

 

14 komentar:

  1. mengambil manfaat dari drakor. i like it. biar gak sia2 waktu yah. dans ebisa mungkin jadikan segala sesuatunya sebagai sumber belajar. yang buruk jangan diikut. bravo buguru

    BalasHapus
  2. Aku salah satu orang yang berupaya mengambil sisi positif dari sesuatu semisal drakor yang menjadi beberapa perdebatan panjang antara pro dan kontra, tapi aku ga mau ambil pusing dengan segala macam perdebatan itu.

    makasih udah mampir mba

    BalasHapus
  3. Saya suka film korea karena permainan emosi di dalamnya. Sangat pandai memainkan emosi pada setiap adegannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener Mas, dan ide ceritanya juga warbiyazah

      Hapus
  4. Aku belum nonton drakor lagi setelah Hospital Playlist tamat. Meminimalisir bahkan menghilangkan cara menonton dengan cara marathom sudah mulai aku lakukan kak dosen, dengan cara mengikuti drama yang on going, jadi hanya seminggu sekali saja.

    Aku belum bisa lepas dari drakor hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga Mba Ra, kapok banget dulu sempet jadi tim marathon hidup kaya ga produktif banget, cepat lelah dan nagihnya itu susah hilangin.

      tapi trahir ikut tim on goin juga pas Mr Queen aja, kalo sekarang sesempetnya

      Hapus
  5. Ada banyak kreatifitas setahun nonton drakor, banyak ide menulis reviewnya. Tapi aku juga nggak bisa ngereview karena nggak suka nonton.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah aku juga malah belum mencoba bikin review. Rencananya pengen salah satu konten tulisan di ODOP ini mereview Drakor.

      Hapus
  6. Kalau aku lagi suka nonton drakor harus ada tujuannya dulu, Kak. misal lagi nyari ttg sejarah, atau ttg masakan, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo aku jalan cerita dan pemainnya kak, hahahhha

      Hapus
  7. Drakor juga menjadi sarana kita para kaum agak sedikit tua untuk mendekati anak muda wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk, hiyaa hiyaa hiyaaa
      biar ga roaming banget kala murid-murid saya cerita tentang Jun Kook atau Cha Eun Woo

      Hapus
  8. Racunnya drakor itu emang bikin lupa waktu penontonnya. Kalau ga inget ada suami, anak, kerjaan rumah, mungkin aku bakal kuat maraton tiap malem. Tapi sayangnya umur ga bisa boong. Diajak begadang, besoknya gampang ngamuk kalau kurang tidur, wkwk.

    Tapi aku setuju. Dibalik hal minusnya, drakor emang keren karena totalitasnya. Seenggaknya ada hal/informasi baik yg bisa didapat dibanding klo nonton sinetron Indonesia *eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk, sebagai mantan tim marathon aku ngerasain banget masa-masa nonton sehari semalam nonstop, trus setelahnya jalan kaya oleng akibat kurang tidur n makan

      betul kak, suka banget ama ketotalitasan dalam menampilkan satu drama sampai ke poin terkecilnya

      Hapus

  MODUL AJAR MANUSIA, RUANG DAN LINGKUNGAN     I.           IDENTITAS MODUL                                                 ...