Kamis, 23 September 2021

Pro Kontra Pilihan Hidup Seorang Ibu

 


Sumber gambar: Bernas.id

 

             Sepanjang menjalani peran di dunia, banyak hal yang kadang harus menentukan pilihan-pilihan hidup dalam suatu keadaan. Misalnya dulu ketika akan memilih jenjang pendidikan, memilih karier, memilih pendamping hidup, sampai hal yang hingga kini menjadi pro kontra yang berkepanjangan, seperti ketika menjadi istri dan ibu dalam keluarga, ada pilihan tetap bekerja atau tetap di rumah, melahirkan normal atau melahirkan sesar, memberikan Asi atau menambahnya dengan formula, memberikan MPASI setelah 6 bulan atau memberikannya walau kurang dari itu. Dan pilihan-pilihan yang dipilih tentu saja memiliki konsekuensinya.

              Menghadapi setiap konsekuensi tentu harus dengan hati yang jernih dan lapang. Sehingga tidak akan terbawa suasana ketika kalangan yang kontra terhadap pilihan kita menyuarakan opininya. Tak selamanya salah. Karena yang dikemukakan tentu sudah melewati berbagai analisa atau bahkan pernah melihat dari pengalamn diri bahkan oranglain. Walau setiap kondisi masing-masing tentu berbeda.

             Dan yang saat ini masih aku alami, masih banyak yang memperdebatkan ibu bekerja dan ibu rumah tangga. Banyak yang beranggapan ibu bekerja tidak lebih mulia dari ibu rumah tangga. Padahal wanita yang bekerja di luar rumah atau ibu rumah tangga memiliki peran yang sama. Masing-masing memainkan peran sebagai ibu sama baiknya. Tanpa ada yang lebih unggul maupun lebih kurang.

             Pernah suatu ketika, pasca melahirkan, aku juga dihadapkan pada sebuah pilihan yang klasik tetapi sangat sulit dipilih. Bekerja tentu saja bukan melulu tentang sebuah penghasilan, namun jika pekerjaan memang sesuai dengan passion kita tentu saja ini sebagai tempat untuk aktualisasi diri. Seperti menurut teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow, pada puncak tertinggi hierarkinya adalah aktualisasi diri. Nah, ini juga menjadi alasan aku bertahan untuk tetap bekerja. Diantara banyak faktor lainnya pula, aku pernah menggalau diantara pilihan meninggalkan anak bayi yang baru aku lahirkan untuk sementara waktu aku bekerja, atau tetap di rumah mengurus anak dan kerumahtanggaan lainnya.

            Tentu setiap pilihan yang diambil seorang ibu, pasti ada alasan yang mendasar. Tidak semua ibu bekerja egois dan tidak semua ibu rumah tangga malas untuk meningkatkan kompetensinya. Ada salah satu alasan mendasar selain aktualisasi diri, misalkan seorang wanita karir mungkin saja terpaksa bekerja karena ekonomi keluarga yang tidak baik. Penghasilan suami yang belum mencukupi atau kebutuhan. Begitu juga ibu yang memilih menjadi full time mom. Mereka mengabdikan diri menjadi ibu rumah tangga agar buah hati bisa mendapat pengawasan. Tapi bukan berarti wanita bekerja tidak sayang pada anak mereka. Banyak wanita yang bekerja juga mampu menjalin hubungan baik dengan buah hati.  Dengan menjadikan setiap kebersamaannya dengan keluarga sebagai quality time nya.    

             Jadi, jangan terlalu memikirkan pro kontra dalam menjalani pilihan hidup yang menjadi pilihan kita. Bahagia atau tidak adalah tergantung bagaimana diri menyikapinya. Diluar sana hanya tahu bagaimana kita dari luar saja, tak pernah benar-benar paham apa yang menjadi pikiran dan kebutuhan kita. Ayo, tetap semangat  dan bahagia menjalani peran kita masing-masing, ya.

2 komentar:

  1. Yang berat itu ketika kita mendengar suara2 di luaran yang kadang tidak paham situasi kita tapi sok tau.
    Nice share buguru

    BalasHapus
  2. Bener mbak, aku kenyang banget kaya gini....hhheheheh

    BalasHapus

  MODUL AJAR MANUSIA, RUANG DAN LINGKUNGAN     I.           IDENTITAS MODUL                                                 ...