Sumber gambar: Kompasiana
Dalam menjalani sebuah pertemanan, kayana hampir semua pernah mengalami "ga enak hati" dengan sahabat kita, ketika berbeda pendapat atau tidak setuju terhadap sesuatu, namun tidak pernah mengalami "capek hati" dengan sahabat kita dan segera ingin menghindarinya, kecuali sahabat itu tipe yang memiliki toxic. Dalam pertemanan yang toxic, banyak permasalahan yang timbul dari sebuah aktivitas atau sesuatu yang sepele. Dan dia menanggapinya sebagai sesuatu yang besar. Lebay, istilah anak zaman sekarang. Padahal idealnya kita butuh teman atau sahabat yang selalu bersama dalam berbagai keadaan dan saling mendukung dalam semua suasana, menasihati ketika ada yang salah, mendukung ketika kita melakukan hal baik dan benar, menemani ketika kita benar-benar butuh teman, dan menjadi telinga untuk mendengar. Bukan malah sebagai penyambung cerita tentang apa yang kita ceritakan dan disebar kepada orang lain.
Jika hal itu terjadi, sangat mungkin bisa jadi itu tanda dari pertemanan toxic alias toxic friendship. Hubungan pertemanan yang dijalani seolah menjadi racun yang merusak kebahagiaan dan kesehatan mental. Toxic friendship menjadikan situasi lingkungan pertemanan seseorang tidak sehat sehingga berpotensi mengganggu kesehatan psikologis. Jika hal ini terus dibiarkan, maka toxic friendship akan membuat seseorang merasa stres, sedih, cemas, meragukan diri sendiri, merasa disalahgunakan, merasa tidak menjadi diri sendiri, hilang kepercayaan, hingga membuatmya selalu merasa dimanfaatkan karena terus menjalani sesuatu atas dasar perintah dari sang teman toxic tadi.
Adapun ciri-ciri sebagian dari pertemanan toxic ini adalah 1) Sifat tidak dewasa, selalu menjadikan kita sebagai orang untuk tempatnya mengeluh tanpa mau balas mendengarkan keluhan balik. Juga Satu hal yang bisa diyakini dari persahabatan yang toxic adalah selalu ada drama. Bisa di lihat dari dimanapun teman itu berada pasti ada masalah dan drama terjadi yang disebabkan olehnya. Teman yang toxic akan sukar melihat temannya sendiri bahagia. Oleh karena itu, suka membuat masalah dan mempersulit hal yang membuat diri temannya bahagia. 2) Hanya memanfaatkan, teman ada hanya ketika membutuhkan pertolongan kita. Saat tujuan mereka terpenuhi, mereka menghilang. Saat kita butuh tak pernah ada niatan untuk membantu. 3). Pamrih. Segala yang telah diberikan akan diungkit seolah meminta balasan. Sangat kalkulatif mencatat apa yang telah diberikan walau membantu sedikit, dan memastikan bahwa kita kelak membayar kembali ketika saatnya tiba. 4). Egois. Semua mau enaknya sendiri. Tak mengenal ketika ada memberi pasti ada menerima.tetapi orang-orang toxic seperti ini hanya tau menerima.
Selanjutnya, 5) Selalu harus berkompetisi. Sahabat toxic menjadikan kamu sebagai kompetitor. Akan bahagia jika sahabat toxic ini yang memenangkan prestasi, dan akan sangat kecewa jika kita yang menjadi pemenang. Mereka malah merasa tersaingi, sehingga berusaha membuktikan bahwa mereka juga bisa lebih. Sehingga persahabatan ini terasa seperti berkompetisi, bukannya sebagai teman yang mendukung. 6) Selalu mengkrtitik. Apapun yang kita lakukan selalu dikritik tanpa menyampaikan dimana letak kesalahan dan seperti apa perbaikan yang harus dilakukan. Idealnya jika seseorang teman mengkritik, menyampaikannya dengan ide yang membangun dan memacu kita untuk lebih baik lagi. Toxic friend jika mengkritik tak mengenal waktu dan tempat. Tak berusaha menjaga perasaan temannya.
Sepertinya sya pernah mengalaminya. Jujur saja , toxic pertemanan bikin hubungan ga apa adanya. Seperti ada yang ditutupi. Jadi merasa tidak nyaman
BalasHapusIyaa kak, betul, dan ga nyaman bangettt merasa dimanfaatkan terus jadinya
BalasHapusalhamdulillah semua temanku gak ada yang toxic. cobaan toxic2an ini justru datang dari orang lain yang sayangnya gak bisa dihindari di lingkungan kerja. cobaan banget
BalasHapusAlhamdulillah yaa kak riyan, kalo aku adaaa aja temen toxic yg pengen banget dihindari, tapi sayangnya aku ga bisa
BalasHapusBu dozen...😢 Aku padamu pokoknya. 🤗
BalasHapusAku jugaa padamu dong kak Rikaaa
HapusMakasih bu emii ilmunya. Luv deh sama bu emmii 💖
BalasHapusSama2 kak, aku jugaa luv banget sama dirimu yg keceehhh
HapusSaya merasa semakin dewasa justru lingkaran pertemanan semakin kecil, tapi dari situ justru menemukan teman-teman yang tulus dan saling membangun
BalasHapusBetul kak, kadang teman yg awalnya kita anggap biasa aja soal kedekatan, ternyata seorang yang mwndukung kita untuk maju
BalasHapusMalah yang kita anggap cukup dekat ternyata tak semurni itu persahabatannya
Ah rumit juga 😂
Bnr bngt bu Emmy.. Emang bgtulah.. Dlm brteman n bersahabat trkdang aja yg toxic. Tp pst kt paham bgmana mngatasi tmn yg model bgini. Krn tak smua tmn n shabat itu tulus kpd kt.Tp kt tetap hrs baik n tulus sm mrka..😍
BalasHapusDan disini perjuangan yang sesungguhnya dalam bersahabat 😂 aslinya udah kzl banget tp ga berdaya untuk memusuhi atau meninggalkan, eh dianya ga ngeh kalo toxic banget
Hapusmsh hrs bnyk bljr dr bu emi nih tentang arti teman.krn jujur br dgr istilah toxic,semoga kita terhindar dr sifat2 negatif yg bs bkn kita jd toxic.arigatou utk ilmunya
BalasHapushihihi, temen yg toxic kudu dibuang jauh-jauh sensei, jangan di sayang-sayang nanti nyakitinnya jadi awet
Hapusmakasih udah mampir